Berikut adalah kesaksian Paryadi Sumarno yang akrab disapa Adi.
Lelaki paruh baya yang tinggal disebuah kosan barunya.
Dalam hiruk pikuk malam minggu yang penuh kebahagiaan bagi banyak pasangan ini,
Adi malah curhat tentang kegelisahannya tentang cinta.
“Jatuh cinta tidak pernah membahagiakan?”, tanyaku.
“Tidak pernah sekalipun terjadi pada hidupku, Tam.
Rasa takut cintaku tidak diterima begitu menggelisahkan.
Terutama untuk seseorang yang tak pernah diterima cintanya, sepertiku ini.
Iya, setiap kali aku jatuh cinta pada seorang wanita, apapun tipenya, selalu bertepuk sebelah tangan.
Sudah 4 wanita. Keempatnya memiliki kesamaan, yaitu begitu akrab dengan teman lelakinya.
Mungkin, aku termasuk lelaki yang mudah ge er ya, ketika ada wanita yang akrab denganku.
Aku langsung menerjemahkannya dengan dia yang tertarik padaku. Dan perlahan-lahan bikin aku menyukainya.
Tapi aku yakin bukan hanya itu. Ada suatu reaksi kimia yang terjadi tanpa aku sadari.
Suatu chemistry yang tidak terjadi diwanita-wanita lain.
Buktinya, aku bukan orang kuper yang hanya kenal dekat 4 wanita itu saja. Tapi hanya mereka berempat yang bisa membuatku kelabakan.”
Adi melanjutkan menghisap rokok Sampoerna Mild nya yang disusul olehku.
“Tam, Jatuh cinta bagiku tidak pernah indah.
Dan aku tidak kuasa untuk mengenyahkannya.
Karena memang dari awal, cinta itu datang tiba-tiba.
It just happends.
Tanpa kusadari aku selalu menginginkan berbincang dengannya semalam suntuk.
Tanpa kusadari aku ingin duduk berpelukan berdua diatas sofa empuk didepan LED tv 40 inch.
Tanpa kusadari otakku sudah memperhitungkan apakah sanggup aku membiayai hidup kami kelak jika aku melamarnya dan dia menerimaku.”
Aku sedikit banyak mengerti perasaannya. Adi masih melanjutkan ceritanya sambil bermuka masam.
“Menyebalkan bahwa bagiku jatuh cinta tidak pernah menguatkan.
Kata orang, segala macam rintangan hidup dunia bisa kita lewati ketika kita memiliki cinta.
Bagiku, itu dicintai, bukan mencintai dan bertepuk sebelah tangan.
Aku tahu, cinta sejati itu tidak perlu pengorbanan. Karena jika kita mulai merasa berkorban, maka pada saat itulah cinta kita mulai pudar. Dan lama-kelamaan, cinta berubah menjadi kalkulasi. Apa yang telah kita lakukan kita hitung dan kita terkapar dalam keputusasaan karena semua yang telah kita berikan pada orang yang kita cintai tidak berbalas.
Aku juga sadar, bahwa cinta sejati adalah bahagia melihat dia bahagia. Apapun kondisinya.
Manusia biasa sepertiku belum bisa mencapai cinta suci seperti itu.
Manusia biasa sepertiku masih bisa hancur berantakan ketika melihat seseorang yang kita cintai ternyata mencintai orang lain, meskipun dia lebih bahagia seperti itu.
Manusia biasa sepertiku…
Masih ingin dicintai ketika mencintai.”
Jika memang
Tiada harapan
Tunjukkan jalan keluar
Dari hatimu
~ Sheila on 7 - Jalan Keluar
Entah mengapa tiba-tiba playlist lagu dari laptop Adi berganti menjadi lagi Sheila On 7 itu.
Seakan laptop itu sudah sejiwa dengannya.
Adi menghela nafasnya sambil berbisik,
“Ya Tuhan
Aku jatuh cinta lagi untuk kesekian kalinya.”
Paryadi Sumarno, 23 his age,
yang ternyata lagi jatuh cinta dan kelihatannya bertepuk sebelah tangan lagi.