“Tidak, aku tidak sedang menangisi kesedihanku sendiri. Air mata ini keluar karena anime bodoh ini.”
“Aku juga tidak sedang sengaja berpura-pura menonton anime ini untuk menutupi tangisan kesedihanku.”

“Tontonlah.”
“Mungkin kau akan menemukan sesuatu darinya.”

“Atau kau bisa menonton, untuk mengeluarkan tangisan yang telah lama kau pendam dalam-dalam.”
“Kau bisa menangis pada adegan manapun, pada adegan konyol, atau pada lagu opening yang ceria itu, dan kau tidak perlu khawatir, karena yang aku tahu adalah kau sedang menghayati penuh adegan anime itu.”

“Dan jika kau bersedih karena kesepian, kau perlu tahu, bahwa jauh disini, aku selalu mendoakanmu disetiap tangisku.”


Aku sudah lama tidak maen ke tempat Adi.
Dasar bego, kenapa lu ndak langsung bilang aja sih sama dia.
Pake acara pura-pura abis nonton anime sedih cuma buat nutupin perasaan lo yang ndak hilang-hilang itu.
Mau lo pergi kemanapun ya ndak bakal hilang tu perasaan, sebelum…

“Heh! Kampret lo ngintip isi hati gue ya, Tam?!”.

“Hahaha! Gue mau ngopy Shigatsu doank, nyet.”.

Dasar Paryadi si banci hahaha.